Belajar dari Novel “Ayat-ayat Cinta” (7)
Oleh Irwan Kelana
Mari kita simak apa rahasia sukses Habiburrahman El-Shirazy melalui novel legendarisnya, Ayat-ayat Cinta (AAC). Bicara soal “detil” pada novel Ayat-ayat Cinta (AAC) inilah contoh-contohnya (lanjutan):
* Karakteristik orang Mesir yang tidak mau disebut orang yang bukan keturunan atau pengikut Syaikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, seorang ulama yang sangat merakyat, sangat dicintai orang Mesir, serta sangat dihormati di seantero penjuru Arab:
‘’… Kami asli Mesir. Kami satu moyang dengan Syaikh Sya’rawi rahimahullah.’’ (hlm 47)
Suasana belanja di Cairo:
Misalnya took buku Dar El-Salam, di Khan Khalili. ‘’Setelah itu aku ke took buku Dar El-Salam yang berada di sebelah barat kampus, tepat di samping Khan Khalili yang sangat terkenal itu. Untuk melihat buku-buku terbaru. Dar El-Salam adalah tempat yang paling tepat dan nyaman….’’ (hlm 86)
Belanja keperluan dapur di Attaba. ‘’Aku pulang lewat Attaba. Aku teringat jadwal belanja. Kusempatkan mampir di pasar rakyat Attaba. Dua kilo tempelo ayam, satu kilo kibdah (hati) dan dua kilo suguq (semacam sausage, bentuknya bundar memanjang) kukira cukup untuk lauk beberapa hari.’’ (hlm 87)
Attaba adalah pasar rakyat terbesar di Mesir. Semua ada. Harganya pun relative lebih murah dibandingkan tempat yang lain. Meskipun begitu, seni menawar dan bergurau tetap penting untuk memperoleh harga miring.’’ (hlm 108) (Bersambung)